JEMAR1 Rini, 50, bergerak perlahan melipat selembar kulit jagung kering (kelobot) berwarna merah. Sesekali kepalanya terangkat, menatap seorang instruktur yang memberikan pengarahan di depannya.
Kendati usianya tidak muda lagi, Rini masih cukup cekatan meniru gerak-gerik sang instruktur. Tidak berapa lama, kelobot yang tadinya hanya berupa lembaran menjelma menjadi setangkai bunga cantik. Rini pun tersenyum puas mengamati hasil kerjanya itu.
Rini merupakan salah seorang peserta pelatihan keterampilan yang digelar Rotary Club Solo Kartini di Aula Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta, beberapa waktu lalu.
Selain Rini, pelatihan tersebut diikuti pula oleh 24 orang lainnya. Mereka dulunya berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK). Kini, memasuki usia senja mereka berjuang keras untuk menghapuskan segala kenangan pahit sembari berupaya menapak jalan hidup baru.
"Kami tidak ingin kembali ke jalan yang dulu (menjadi PSK)," kata Rini lirih. Keinginan Rini dan teman-temannya untuk berubah begitu kuat. Karenaitulah mereka kemudian memutuskan untuk bergabung dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ar Ridho, Kampung Kenteng, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah. Sebuah organisasi yang selama ini berkonsentrasi membantu mantan PSK menata kehidupan baru.
"Mereka sebenarnya tidak ingin hidup seperti itu. Keadaanlah yang sering kali memaksa," kata Ketua PKBM
Ar Ridho, Joko, yang ikut mendampingi para mantan PSK itu dalam kesempatan tersebut.
Kalau ada pilihan lain, lanjut Joko, mereka tentu tidak akan pernah mau menempuh jalan hitam tersebut. Tetapi hal itu rupanya masih kurang dipahami masyarakat. Sehingga ketika seorang mantan PSK ingin kembali menjalani kehidupan sebagaimana masyarakat yang lain, tidak sedikit yangmencibir.
Padahal, sikap seperti itu justru semakin membuat mereka terpuruk. Mereka akan merasa semakin rendah dan hina dalam menjalani hidup di tengah masyarakat. Kondisi seperti ini, menurut Joko, jelas bukan sebuah hal yang positif untuk mereka.
"Karena itulah, begitu mereka bergabung dengan PKBM, hal yang kami lakukan adalah memberikan motivasi. Menyemangatimereka supaya bisa bangkit dan meninggalkan pekerjaan sebagai PSK selama-lamanya," kata Joko. Setelah itu, baru kemudian diberikan bekal-bekal keterampilan.
Salah satunya membuat produk-produk kerajinan sebagaimana yang diberikan para relawan dari Rotan Club Solo Kartini kali ini.
Sependapat dengan Joko, Presiden Rotary Club Solo Kartini, Danarsih Santoso, menilai pemberian bekal keterampilan seperti ini merupakan salah satu upaya positif untuk membantu mengentaskan mantan PSK tersebut dari lembah hitam. Karena dengan bekal tersebut mereka dapat mencari sumber penghasilan yang baru.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, pihak Rotary Club Solo Kartini juga akan membantu mencarikan pasar untuk produk-produk kerajinan yang dihasilkan. Dengan demikian, bekal keterampilan yang telah mereka dapatkan ini betul-betul bermanfaat.
"Pelatihan ini merupakan sebuah langkah awal. Nantinya kami juga akan memberikan pelatihan membatik untuk mereka. Ini sekaligus merupakan bagian dari upaya regenerasi pembatik di Solo," kata Danarsih.
sumber : http://bataviase.co.id/node/469298
super sekali
BalasHapus